Curahan Hati Sang Mentari

Banyak sekali hal-hal dan pengalaman yang telah Aku lalui bersama dalam suka maupun duka di Sekolah itu, dan Aku tidak pernah berniat untuk melupakan semua hal itu. Aku sangat bangga pernah menjadi bagian dari semua komponen Persaudaraan dengan Kawan-kawan semasa MA, yang mana Jalinan itu dengan susah payah Kami tumbuh suburkan didalam hati dan jiwa Kami.

Sangat berat melalui hari-hari berpisah dan mulai jauh dengan kawan-kawan dan saudara-saudaraku itu, karena Hati dan Fikiran Kami sudah seakan menyatu dan kompak bagai satu kesatuan tubuh, jadi sangat sulit untuk dapat menyesuaikan diri tanpa adanya kebersamaan itu lagi.




Namun Aku harus sadar, bahwasanya kehidupan tak seharusnya dilakoni dengan santai dan penuh harap bahwa setiap masalah akan Aku selesaikan bersama seperti saat Kami bersatu dahulu. Kini Aku harus menempuh jalanku sendiri, menjadi apa yang Aku inginkan dan mulai berjuang dengan cara yang telah Orang Tua dan Guruku latih serta gojlok pada diriku. Aku tak boleh lengah sedikitpun dan Aku sekarang harus mulai melatih kemandirianku selepas berpisah dengan saudara-saudara Seperjuanganku itu. Walaupun berat, namun mau tidak mau harus Aku lakoni dan selesaikan.

Suatu hari,

seakan Kurasakan sebuah tantangan hebat, seperti ada sebuah ombak besar yang menerjangku dengan kerasnya ketika mendengar ada salah satu dari saudaraku Seperjuangan semasa MA dulu telah menemui takdirnya tanpa Aku dan Saudara-saudaraku yang lain rasakan sebelumnya. Rasanya seperti mimpi dan Kami sangat tidak percaya bahwa hal ini terjadi. Sekarang, Kami hanya bisa berdo'a dan berharap semua dosa-dosa serta kesalahan dari Saudara Kami itu diampuni oleh Sang Pencipta Kehidupan dan Kematian, Allah Sub'hanahu wa Ta'ala. Amin!

Namun Aku tak boleh terus meratap dalam kesedihan, selain itu akan memperberat beban saudaraku itu dialam sana, hal itu juga akan terus menjatuhkan mental serta spiritku, sehingga akan sulit bagiku untuk kembali bangkit. Aku harus bisa!




Sekarang, dan untuk nanti, Aku akan terus berjuang dalam suka ataupun duka, lapang ataupun sempit, dan senang ataupun sedih, karena Kehidupan tak memandang siapa yang akan diterjangnya. Aku harus bersiap untuk itu. Aku yakin Aku pasti bisa melaluinya dan meraup sebuah kesuksesan dalam hidup ini. Di Dunia, di Kubur, dan di Akhirat kelak.

"...Untukku, Istri dan Anak Cucuku Kelak, serta Umat Islam diseluruh Dunia Saat ini dan Nanti..."

"...Aku Tak Akan Pernah Menyerah, Aku Akan Terus Semangat Untuk Mencapai Kesuksesan itu...!!!"

Posted by Yamji Rin | at 3:56 PM | 0 comments

Followers